KRITIK
ARSITEKTUR MODERN
Nama : Siswanto
Npm : 2831314
Kelas :
4 TB 04
Dosen : Dr. Ir. Raziq Hasan, MT.
Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan
Universitas Gunadarma
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Swt atas karunia dan rahmat
nya, telah di berikan kelancaran dalam pembuatan makalah yang berjudul Kritik
Arsitektur Normatid, Deskriptif dan Interprektif . Yang di lakukan secara
sistematis dan menjadi dasar bekal pendoman wawasan bagi kami sebagai
mahasiswa. Maupun bagian masyarakat. Ilmu dalam pembahasan materi yang di
rangkum dapat mengembangkan karakter.
Maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi
tugas mata kuliah . Ada pun kami berterima kasih kepada, pihak-pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini secara moril maupun materil. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan,wawasan, dan pengalaman yang kami
miliki. Oleh karena itu demi kesempurnaan makalah ini kami sangat mengharapkan
saran dan masukan yang membangun. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca dan Allah selalu memberikan rahmat dan berkahnya kepada kita semua.
Aamiin Ya Rabbal Allamiin.
Depok, 17
Januari 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................................................................................... i
DAFTAR
ISI................................................................................................................................................................... ii
1.1.
Kritik Arsitektur Modern....................................................................................................................................... 1
1.1.1.
Pengertian Arsitektur Modern............................................................................................................. 1
1.1.2.
Ciri-ciri Arsitektur Modern.................................................................................................................. 2
2.1.
Kritik Normatif...................................................................................................................................................... 2
2.1.1.
Hakikat Kritik Normatik...................................................................................................................... 3
2.1.2.
Metode Kritik Normatik....................................................................................................................... 3
2.1.3.
Teknik Kritik Normatik........................................................................................................................ 4
2.1.4.
Metode Tipe............................................................................................................................................ 5
3.1.
Kritik Deskriptif..................................................................................................................................................... 6
3.1.1.
Metode Kritik Deskriptif....................................................................................................................... 7
3.1.2.
Metode Kritik Kontekstual.................................................................................................................. 7
4.1.
Kritik Interprektif.................................................................................................................................................. 11
4.1.4. Metode Interprektif................................................................................................................................. 11
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................................................................... 14
1.1. KRITIK ARSITEKTUR MODERN
1.1.1.
Pengertian Arsitektur Modern
Arsitektur modern
memiliki ornament yang sangat minim. Pada arsitektur modern fungsi lebih
diutamakan dalam menentukan bentuk, ukuran dan bahan. Di Indonesia rumah-rumah
dengan gaya arsitektur modern mulai banyak diterapkan pada awalt tahun 70-an.
Di masa sekarang pun banyak rumah-rumah baru yang dibangun dengan gaya
arsitektur modern dengan penyesuain terhadap bahan bangunan dengan teknologi
terkini, perkembangan budaya dan wawasan serta gaya hidup penghuninya.
Eksterior rumah
dengan gaya arsitektur modern didominasi dengan jendela yang berukuran lebar
dan atau tinggi, list plang beton memanjang dan kanopi yang menjeorok ke depan.
Dengan kolom yang simple atau bahkan tanpa kolom. Bentuk masa rumah modern di
dekorasi dengan ornament garis vertical, horizontal, dan diagonal yang
sederhana pada dinding eksterior yang luas Interior
rumah modern ditata dengan ornament yang sederhana, plafond bertingkat dan void
di ruang-ruang public yang meberikan kesan luas.
Ruang pada rumah
dengan gaya Arsitektur Modern
umunya transparan, menerus, ruang-ruang saling terhubung dengan ruang-ruang
perantara dibatasi oleh dekorasi interior yang tidak masiv.
Bahan bangunan berupa stainless steel finishing polished, aluminum anodized, kaca berwarna / tinted glass, marupakan bahan dengan jenis finishing mencirikan rumah modern dimasa-masa awal berkembangnya di Indonesia. Disaat sekarang ini banyak bahan engunan dengan teknologi modern yang menjadi komponen penting seperti galvanized metal, granitile, grc, perforated metal dll.
Bahan bangunan berupa stainless steel finishing polished, aluminum anodized, kaca berwarna / tinted glass, marupakan bahan dengan jenis finishing mencirikan rumah modern dimasa-masa awal berkembangnya di Indonesia. Disaat sekarang ini banyak bahan engunan dengan teknologi modern yang menjadi komponen penting seperti galvanized metal, granitile, grc, perforated metal dll.
1.1.2. Beberapa ciri arsitektur modern sebagai berikut:
Modern
:
1.
Suatu gaya Internasional atau tanpa gaya.
2.
berupa khayalan.
3. bentuk tertentu, fungsional.
4. Zeitgeit.
5. Seniman sebagai nabi.
6. Elitis untuk setiap manusia.
7. Bersifat menyeluruh, luas meliputi banyak hal.
8. Arsitek sebagai juru selamat
2.1
KRITIK NORMATIF
Dalam kritik normatif ini, kritikus
mempunyai pemahaman yang diyakini dan kemudian menjadikan norma sebagai tolak
ukur, karena kritik normatif merupakan salah satu cara mengkritisi berdasarkan
prinsip tertentu yang diyakini menjadi suatu pola atau standar, dengan input
dan output berupa penilaian kualitatif maupun kuantitatif.
2.1.1.
Hakikat kritik
normatif adalah
1. Adanya keyakinan (conviction) bahwa di
lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun
melalui suatu model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah prinsip.
2. Dan melalui ini kualitas dan kesuksesan sebuah
lingkungan binaan dapat dinilai.
3. Norma bisa jadi berupa standar yang bersifat
fisik, tetapi adakalanya juga bersifat kualitatif dan tidak dapat
dikuantifikasikan.
4. Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkrit
dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah
benda konstruksi
2.1.2.
Metode Kritik Normatif
·
Metode Doktrin : Merupakan metode
yang dilihat dari aliran atau paham atau nilai-nilai sosial. Singkatnya,
seperti disaat kita membuat sebuah tema perancangan bentuk arsitektur. Tema
tersebut adalah doktrin yang kita buat untuk meyakinkan diri sendiri tentang
apa yang ingin kita buat.
· Metode Tipikal : Yaitu suatu pendekatan yang mempunyai
uraian urutan secara tersusun. Kebiasaan yang terarah. Contoh. Bangunan
sekolah,secara tipikal di tempat manapun di Indonesia selalu memiliki ruang
kelas, ruang guru,ruang kepala sekolah, ruang kesenian, lab,
perpustakaan, kantin, gudang, toilet.
· Metode Ukuran : Ukuran dijadikan sebagai patokan untuk
menilai namun pada akhirnya kecenderungan relativitas akan lebih berperan.
Sifatnya akan berakhir tidak pasti, relatif, sesuai dengan pemahaman yang
diinginkan masing-masing.
2.1.3.
Teknik Kritik Normatif
· Undang-undang (statute approach)
undang-undang dilakukan dengan
menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum
yang sedang ditangani(Ibid., 2011 : 93). Pendekatan perundang-undangan
dalam penelitian hukum normatif memiliki kegunaan baik secara praktis maupun
akademis.
Bagi penelitian untuk kegiatan
praktis, pendekatan undang-undang ini akan membuka kesempatan bagi peneliti
untuk mempelajari adakah konsistensi dan kesesuaian antara suatu undang-undang
dengan undang-undang lainnya atau antara undang-undang dengan Undang-Undang
Dasar atau regulasi dan undang-undang. Hasil dari telaah tersebut merupakan
suatu argumen untuk memecahkan isu yang dihadapi. (Ibid., 2011 :
93-94)
Bagi penelitian untuk kegiatan
akademis, peneliti perlu mencari ratio legis dan
dasar ontologis lahirnya undang-undang tersebut. Dengan
mempelajari ratio legis dan dasar ontologis suatu
undang-undang, peneliti sebenarnya mampu mengungkap kandungan filosofis yang
ada di belakang undang-undang itu. Memahami kandungan filosofis yang ada di
belakang undang-undang itu, peneliti tersebut akan dapat menyimpulkan mengenai
ada tidaknya benturan filosofis antara undang-undang dengan isu yang dihadapi.
(Ibid.)
2.1.4.
Metode Tipe
Dalam hal ini akan dibahas mengenai metode Tipe.
Metode Tipe adalah suatu norma yang didasarkan pada model yang
digenralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik.
·
Masjid
Kubah Emas, Depok
Gambar : Masjid Kubah
Emas
Masjid kubah emas atau
Masjid Dian Al Mahri yang letaknya di Depok, Jawa Barat, tepatnya di Jalan
Meruyung, Kelurahan Limo, Kecamatan Cinere, Depok. Masjid ini mulai di bangun
pada tahun 1999, dan di resmikan pada bulan April tahun 2006. Masjid ini
merupakan milik pribadi dari Hajjah (Hj) Dian Djurian Maimun Al-Rasyid,seorang
pengusaha dari Serang, Banten dan pemilik Islamic Center Yayasan Dian Al-Mahri.
Masjid ini luas
bangunannya mencapai 8.000 meter persegi dan berdiri di atas lahan seluas 70
hektare. Secara umum, arsitektur masjid mengikuti tipologi arsitektur masjid di
Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan
penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk,
untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang
masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen.
Bangunan Masjid Kubah
Emas,depok menggunakan gaya Arsitektur Byzantium. Arsitektur Byzantium
merupakan arsitektur yang berada di zaman Yunani kuno,tepatnya di
Konstantinopel.
Konstantinopel
merupakan salah satu kota terpenting di dunia, kota ini dikelilingi
tembok-tembok besar yang kokoh yang dikenal dengan nama tembok konstantin, yang
dibangun pada tahun 330 Masehi oleh Kaisar Constantine I. Konstaninopel
memiliki posisi yang sangat penting di mata dunia. Konstantinopel merupakan
salah satu kota terbesar dan benteng terkuat di dunia saat itu, dikelilingi
lautan dari tiga sisi sekaligus, yaitu selat Bosphorus, Laut Marmarah dan
Tanduk Emas (golden horn) yang dijaga dengan rantai yang sangat besar, hingga
tidak memungkinkan untuk masuknya kapal musuh ke dalamnya. Kota ini merupakan
sebuah magnet komersial, kultural, dan diplomatik. Dengan letak strategisnya
itu, Konstantinopel mampu mengendalikan rute antara Asia dan Eropa, serta
pelayaran dari dari Laut Mediterania ke Laut Hitam. Pentingnya posisi konstantinopel
ini digambarkan oleh Napoleon dengan kata-kata “…..kalaulah dunia ini sebuah
negara, maka Konstantinopel inilah yang paling layak menjadi ibukota
negaranya!”
3.1. KRITIK DESKRIPTIF
·
Dibanding metode kritik lain metode kritik deskriptif
tampak lebih nyata (faktual) Deskriptif mencatat fakta-fakta
pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota.
·
Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa
yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih
memahami makna bangunan.
·
Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami
bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya.
·
Tidak dipandang sebagai bentuk to
judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana
apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.
3.1.1.
Metode Kritik Deskriptif
a.
Kritik Depiktif Depictive
Criticism (Gambaran bangunan)
Depictive kritik tidak dapat disebut
kritik sepenuhnya karena tidak menggunakan pertanyaan baik atau buruk. Kritik
ini focus pada bagian bentuk, material, serta teksture. Depictictive kritik
pada sebuah bangunan jarang digunakan karena tidak menciptakan sesuatu yang
controversial, dan dikarenakan cara membawakan verbal mengenai fenomena fisik
jarang provocative atau seductive to menahan keinginan pembaca untuk tetap
memperhatikan. Fotografi paling sering digunakan ketika ketelitian dalam
penggambaran bahan bangunan diinginkan.
b.
Kritik Biografis Biographical
Criticism (Riwayat Hidup)
Kritik yang hanya mencurahkan
perhatiannya pada sang artist (penciptanya), khususnya aktifitas yang telah
dilakukannya. Memahami dengan logis perkembangan sang artis sangat diperlukan
untuk memisahkan perhatian kita terhadap intensitasnya pada karya-karyanya
secara spesifik.
c.
Kritik Kontekstual Contextual
Criticism (Persitiwa)
Untuk memberikan lebih ketelitian
untuk lebih mengerti suatu bangunan, diperlukan beragam informasi dekriptif,
informasi seperti aspek-aspek tentang sosial, political, dan ekonomi konteks
bangunan yang telah didesain. kebanyakan kritikus tidak mengetahui
rahasia informasi mengenai faktor yang mempengaruhi proses desain kecuali
mereka pribadi terlibat. Dalam kasus lain, ketika kritikus memiliki beberapa
akses ke informasi, mereka tidak mampu untuk menerbitkannya karena takut
tindakan hukum terhadap mereka. Tetapi informasi yang tidak controversial
tentang konteks suatu desain suatu bangunan terkadang tersedia.
3.1.2.
Metode Kritik Kontekstual
Berikut ini adalah contoh kritik
arsitektur dengan menggunakan Kritik Kontekstual (Contextual
Criticism) :
Gambar : Beijing
Capital International Airport
Beijing Capital International Airport
Lokasi :
Chaoyang District, Beijing, China
Fungsi :
Bandara internasional
Penetapan :
2003
Mulai pembangunan : 2004
Selesai pembangunan : 2008
Luas
: 1.300.000 m2
Klien
: Beijing Capital International Airport
Company Ltd.
Struktural Engineer : Arup
Quantity Surveyor : Davis Langdon & Seah
M+E Engineer
: Arup
Beijing Capital International
Airport dirancang untuk membangkitkan semangat, menyambut Olimpiade Beijing dan
juga merupakan simbol Cina. Bandara dengan atap aerodinamis dan bentuknya naga
seperti merayakan sensasi dan puisi penerbangan dan membangkitkan warna
tradisional dan simbol Cina. Teknik daylighting sebagai konsep sains
lingkungan dan sains bangunan menjadi ciri khas sang arsitek pada bangunan
Beijing Capital International Airport.
Prefabrikasi elemen struktur dan bangunan modular memberikan
fleksibilitas untuk pertumbuhan dan operasi masa depan, serta meminimalkan
polusi konstruksi di tempat. Desain pasif optimasi - Skylight di atap
memberikan cahaya alami ke lantai atas, dan ini juga berorientasi untuk
memaksimalkan keuntungan awal matahari pagi, menyediakan pemanas surya pasif
untuk ruang. Kombinasi fitur lingkungan pasif dan aktif mengurangi biaya
operasional bangunan. Penggunaan bahan yang tersedia secara lokal dan
keterampilan lokal. Energi sistem lingkungan yang efisien. Sensor CO2 sesuai
pasokan udara segar akurat ke tingkat hunian. VAV tanaman Penyejuk memungkinkan
penggunaan pendingin bebas yang signifikan, serta meminimalkan fan energi.
Sistem distribusi langsung dan terorganisir dengan baik membatasi pompa dan
energi.
Gambar : Beijing
Capital International Airport
4.1. Kritik Interpretif
Kritik Interpretif (interpretive criticism)
yang berarti adalah sebuah kritik yang menfsirkan namun tidak menilai secara
judge menta, kritikus pada jenis ini di pandang sebagai pengamatan yang
profesional.bentuk kritik cenderung subjektif dan bersifat mempengaruhi
pandangan orang lain agar sejalan dengan pandangan kritikus tersebut. Dalam
penyajiannya menampilkan sesuatu yang baru atau memandang sesuatu bangunan dari
sudut pandang lain.
4.1.1.
Metode
Objek
: Koshino House karya Tadao Ando
Rumah
adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga. Fungsi lainnyayakni sebagai pelindung dari iklim dan
makhluk hidup lainnya serta tempat awal pengembangn kehidupan. Bukan hanya itu,
bagi saya rumah adalah tempat pulang terindah. Karena dirumah kita dapat
melihat keluarga berkumpul bersama dan menikmati momen yang berharga. Dimana
keluarga adalah bagian terpenting kedua setelah Tuhan.
Bicara mengenai rumah, rumah yang baik kiranya memenuhi
syarat, dimana kita tahu bangunan yang baik menurut Vitruvius harus memenuhi 3
sistem syarat yakni dari segi kekuatan (firmitas), fungsi (utilitas) dan juga
keindahan (venustas). Namun tidak hanya itu, yang terpenting dari rumah adalah
dampak terhadap penghuninya. Rumah tersebut memberi pengaruh apa terhadap
penghuni di dalamnya. Sehigga terjadinya komunikasi antara penghuni dan
rumah untuk saling terintegrasi.
Bagi saya rumah tidak harus melihat dari faktor keindahannya
saja setelah faktor kekuatan dan fungsi sudah terpenuhi, karna nyatanya saat
ini faktor ekonomis juga dipikirkan. Banyak rumah yang di desain sedemikian
rupa dan bahkan juga menggunakan bahan material yang berkualitas dengan harga
yang cukup mahal. Namun itu semua tergantung si empunya rumah, karena keinginan
dan kebutuhan setiap orang berbeda. Ada yang menyukai rumah klasik dengan
detail-detail ornamennya, ada yang menyukai rumah dengan gaya minimalis yang
lebih terlihat clean dan berkesan kekinian atau bahkan ada pula yang
menyukai rumah tradisional untuk menghadirkan kesan alam yang kental.
Lebih
dari itu, ada sesuatu yang semestinya kita dapat dari suatu rumah, yakni soul
(jiwa) yang hadir dari rumah tersebut. Dalam buku Wastu Citra, sesuatu yang
benar itu indah. Begitulah ketika saya melihat Khosino House karya arsitek
jepang Tadao Ando. Arsitek yang memiliki karakter pada bangunannya yakni dengan
bentuknya yang lingkaran dan geometris, penggunaan beton (concrete) polos, pemanfaatan
cahaya alami dan udara serta bentuk bangunan yang mengikuti landscape di
sekitarnya. Dengan desain dari bentuk yang sederhana, tidak banyak ornamen
namun berkarakter kuat, benar dan indah. Dan lebih dari itu saya melihat dan
seakan merasakan ada jiwa di dalamnya.
Dalam
artikel yang saya baca, Khosino House adalah desain yang memiliki makna yang
bisa berubah-ubah sesuai perubahan cahaya dan aliran udara (angin). Yang berarti
sang arsitek tidak hanya membangun melainkan juga memikirkan konsep bangunanya
secara matang.
Gambar : Koshino
House
Itu yang kita bisa
dapatkan dari suatu rumah. Karena rumah memberikan pengaruh terhadap
penghuninya.Dengan desain yang benar tentulah memunculkan sesuatu keindahan.
DAFTAR PUSTAKA
Beijing Capital International Airport. http://www.fosterandpartners.com/projects/beijing-airport/.
2 juni 2013].
www.wikipedia.com
www.google.com
http://oktavindah.blogspot.co.id/2014/01/tugas-kritik-arsitektur_29.html
http://rizkyan-maulanang.blogspot.co.id/2011/11/kritik-normatif-kritik-arsitektur.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar