Rabu, 18 Januari 2017

KRITIK ARSITEKTUR MODERN (Kritik Arsitektur Normatid, Deskriptif dan Interprektif)

KRITIK ARSITEKTUR MODERN

Nama                     : Siswanto
Npm                       : 2831314
Kelas                      : 4 TB 04
Dosen                     : Dr. Ir. Raziq Hasan, MT.


Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma
2017

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Swt atas karunia dan rahmat nya, telah di berikan kelancaran dalam pembuatan makalah yang berjudul Kritik Arsitektur Normatid, Deskriptif dan Interprektif . Yang di lakukan secara sistematis dan  menjadi dasar bekal pendoman wawasan bagi kami sebagai mahasiswa. Maupun bagian masyarakat. Ilmu dalam pembahasan materi yang di rangkum dapat mengembangkan karakter.

Maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah . Ada pun kami berterima kasih kepada, pihak-pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini secara moril maupun materil. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan,wawasan, dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu demi kesempurnaan makalah ini kami sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan Allah selalu memberikan rahmat dan berkahnya kepada kita semua. Aamiin Ya Rabbal Allamiin.                                                                                                                               
            
             Depok, 17 Januari 2017





Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................................    i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................................    ii
1.1.  Kritik Arsitektur Modern.......................................................................................................................................    1
1.1.1.         Pengertian Arsitektur Modern.............................................................................................................    1
1.1.2.         Ciri-ciri Arsitektur Modern..................................................................................................................    2
2.1.    Kritik Normatif......................................................................................................................................................    2
2.1.1.         Hakikat Kritik Normatik......................................................................................................................    3
2.1.2.         Metode Kritik Normatik.......................................................................................................................    3
2.1.3.         Teknik Kritik Normatik........................................................................................................................    4
2.1.4.         Metode Tipe............................................................................................................................................    5
3.1.    Kritik Deskriptif.....................................................................................................................................................    6
3.1.1.         Metode Kritik Deskriptif.......................................................................................................................    7
3.1.2.         Metode Kritik Kontekstual..................................................................................................................    7
4.1.   Kritik Interprektif..................................................................................................................................................    11
4.1.4.     Metode Interprektif.................................................................................................................................    11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................................    14

















1.1.  KRITIK ARSITEKTUR MODERN

1.1.1.                   Pengertian Arsitektur Modern

Arsitektur modern memiliki ornament yang sangat minim. Pada arsitektur modern fungsi lebih diutamakan dalam menentukan bentuk, ukuran dan bahan. Di Indonesia rumah-rumah dengan gaya arsitektur modern mulai banyak diterapkan pada awalt tahun 70-an. Di masa sekarang pun banyak rumah-rumah baru yang dibangun dengan gaya arsitektur modern dengan penyesuain terhadap bahan bangunan dengan teknologi terkini, perkembangan budaya dan wawasan serta gaya hidup penghuninya.

Eksterior rumah dengan gaya arsitektur modern didominasi dengan jendela yang berukuran lebar dan atau tinggi, list plang beton memanjang dan kanopi yang menjeorok ke depan. Dengan kolom yang simple atau bahkan tanpa kolom. Bentuk masa rumah modern di dekorasi dengan ornament garis vertical, horizontal, dan diagonal yang sederhana pada dinding eksterior yang luas Interior rumah modern ditata dengan ornament yang sederhana, plafond bertingkat dan void di ruang-ruang public yang meberikan kesan luas.

Ruang pada rumah dengan gaya Arsitektur Modern umunya transparan, menerus, ruang-ruang saling terhubung dengan ruang-ruang perantara dibatasi oleh dekorasi interior yang tidak masiv.
Bahan bangunan berupa stainless steel finishing polished, aluminum anodized, kaca berwarna / tinted glass, marupakan bahan dengan jenis finishing mencirikan rumah modern dimasa-masa awal berkembangnya di Indonesia. Disaat sekarang ini banyak bahan engunan dengan teknologi modern yang menjadi komponen penting seperti galvanized metal, granitile, grc, perforated metal dll.

1.1.2. Beberapa ciri arsitektur modern sebagai berikut:
Modern :
1.       Suatu gaya Internasional atau tanpa gaya.
2.       berupa khayalan.
3.       bentuk tertentu, fungsional.
4.       Zeitgeit.
5.       Seniman sebagai nabi.
6.       Elitis untuk setiap manusia.
7.       Bersifat menyeluruh, luas meliputi banyak hal.
8.       Arsitek sebagai juru selamat

2.1    KRITIK NORMATIF

Dalam kritik normatif ini, kritikus mempunyai pemahaman yang diyakini dan kemudian menjadikan norma sebagai tolak ukur, karena kritik normatif merupakan salah satu cara mengkritisi berdasarkan prinsip tertentu yang diyakini menjadi suatu pola atau standar, dengan input dan output berupa penilaian kualitatif maupun kuantitatif.





2.1.1.         Hakikat kritik normatif adalah

1.     Adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah prinsip.
2.     Dan melalui ini kualitas dan kesuksesan sebuah lingkungan binaan dapat dinilai.
3.     Norma bisa jadi berupa standar yang bersifat fisik, tetapi adakalanya juga bersifat kualitatif dan tidak dapat dikuantifikasikan.
4.     Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi

2.1.2.         Metode Kritik Normatif
·       Metode Doktrin : Merupakan metode yang dilihat dari aliran atau paham atau nilai-nilai sosial. Singkatnya, seperti disaat kita membuat sebuah tema perancangan bentuk arsitektur. Tema tersebut adalah doktrin yang kita buat untuk meyakinkan diri sendiri tentang apa yang ingin kita buat.
·       Metode Tipikal : Yaitu suatu pendekatan yang mempunyai uraian urutan secara tersusun. Kebiasaan yang terarah. Contoh. Bangunan sekolah,secara tipikal di tempat manapun di Indonesia selalu memiliki ruang kelas, ruang guru,ruang kepala sekolah, ruang kesenian,  lab, perpustakaan, kantin, gudang, toilet. 
·       Metode Ukuran : Ukuran dijadikan sebagai patokan untuk menilai namun pada akhirnya kecenderungan relativitas akan lebih berperan. Sifatnya akan berakhir tidak pasti, relatif, sesuai dengan pemahaman yang diinginkan masing-masing.

2.1.3.         Teknik Kritik Normatif
·       Undang-undang (statute approach)
undang-undang dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani(Ibid., 2011 : 93). Pendekatan perundang-undangan dalam penelitian hukum normatif memiliki kegunaan baik secara praktis maupun akademis. 

Bagi penelitian untuk kegiatan praktis, pendekatan undang-undang ini akan membuka kesempatan bagi peneliti untuk mempelajari adakah konsistensi dan kesesuaian antara suatu undang-undang dengan undang-undang lainnya atau antara undang-undang dengan Undang-Undang Dasar atau regulasi dan undang-undang. Hasil dari telaah tersebut merupakan suatu argumen untuk memecahkan isu yang dihadapi. (Ibid., 2011 : 93-94) 

Bagi penelitian untuk kegiatan akademis, peneliti perlu mencari ratio legis dan dasar ontologis lahirnya undang-undang tersebut. Dengan mempelajari ratio legis dan dasar ontologis suatu undang-undang, peneliti sebenarnya mampu mengungkap kandungan filosofis yang ada di belakang undang-undang itu. Memahami kandungan filosofis yang ada di belakang undang-undang itu, peneliti tersebut akan dapat menyimpulkan mengenai ada tidaknya benturan filosofis antara undang-undang dengan isu yang dihadapi. (Ibid.)

2.1.4.         Metode Tipe

Dalam hal ini akan dibahas mengenai metode Tipe. Metode Tipe adalah suatu norma yang didasarkan pada model yang digenralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik.

·       Masjid Kubah Emas, Depok 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7Sd5PPN6mcEB-lotWvqIopjHr7znFqAowY4oaQS4h3YD6moaYd61k1OMMYPhyphenhyphenYlhzO1rOl-yc8Xe4hyphenhyphenwEzrHydrQO_rQABH8AWjwHQbqD2qr6Y4oTzFvh9kscof7EpWjS5SyQXx5LEGiG/s320/masjid-kubah-emas.jpg
Gambar : Masjid Kubah Emas

Masjid kubah emas atau Masjid Dian Al Mahri yang letaknya di Depok, Jawa Barat, tepatnya di Jalan Meruyung, Kelurahan Limo, Kecamatan Cinere, Depok. Masjid ini mulai di bangun pada tahun 1999, dan di resmikan pada bulan April tahun 2006. Masjid ini merupakan milik pribadi dari Hajjah (Hj) Dian Djurian Maimun Al-Rasyid,seorang pengusaha dari Serang, Banten dan pemilik Islamic Center Yayasan Dian Al-Mahri.

Masjid ini luas bangunannya mencapai 8.000 meter persegi dan berdiri di atas lahan seluas 70 hektare. Secara umum, arsitektur masjid mengikuti tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen.

Bangunan Masjid Kubah Emas,depok menggunakan gaya Arsitektur Byzantium. Arsitektur Byzantium merupakan arsitektur yang berada di zaman Yunani kuno,tepatnya di Konstantinopel.

Konstantinopel merupakan salah satu kota terpenting di dunia, kota ini dikelilingi tembok-tembok besar yang kokoh yang dikenal dengan nama tembok konstantin, yang dibangun pada tahun 330 Masehi oleh Kaisar Constantine I. Konstaninopel memiliki posisi yang sangat penting di mata dunia. Konstantinopel merupakan salah satu kota terbesar dan benteng terkuat di dunia saat itu, dikelilingi lautan dari tiga sisi sekaligus, yaitu selat Bosphorus, Laut Marmarah dan Tanduk Emas (golden horn) yang dijaga dengan rantai yang sangat besar, hingga tidak memungkinkan untuk masuknya kapal musuh ke dalamnya. Kota ini merupakan sebuah magnet komersial, kultural, dan diplomatik. Dengan letak strategisnya itu, Konstantinopel mampu mengendalikan rute antara Asia dan Eropa, serta pelayaran dari dari Laut Mediterania ke Laut Hitam. Pentingnya posisi konstantinopel ini digambarkan oleh Napoleon dengan kata-kata “…..kalaulah dunia ini sebuah negara, maka Konstantinopel inilah yang paling layak menjadi ibukota negaranya!”

3.1.    KRITIK DESKRIPTIF

·         Dibanding metode kritik lain metode kritik deskriptif tampak lebih nyata (faktual) Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota.
·         Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan. 
·         Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya.
·         Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.

3.1.1.         Metode Kritik Deskriptif

a.        Kritik Depiktif Depictive Criticism (Gambaran bangunan)
Depictive kritik tidak dapat disebut kritik sepenuhnya karena tidak menggunakan pertanyaan baik atau buruk. Kritik ini focus pada bagian bentuk, material, serta teksture. Depictictive kritik pada sebuah bangunan jarang digunakan karena tidak menciptakan sesuatu yang controversial, dan dikarenakan cara membawakan verbal mengenai fenomena fisik jarang provocative atau seductive to menahan keinginan pembaca untuk tetap memperhatikan. Fotografi paling sering digunakan ketika ketelitian dalam penggambaran bahan bangunan diinginkan.
b.       Kritik Biografis Biographical Criticism (Riwayat Hidup)
Kritik yang hanya mencurahkan perhatiannya pada sang artist (penciptanya), khususnya aktifitas yang telah dilakukannya. Memahami dengan logis perkembangan sang artis sangat diperlukan untuk memisahkan perhatian kita terhadap intensitasnya pada karya-karyanya secara spesifik.
c.        Kritik Kontekstual Contextual Criticism (Persitiwa)
Untuk memberikan lebih ketelitian untuk lebih mengerti suatu bangunan, diperlukan beragam informasi dekriptif, informasi seperti aspek-aspek tentang sosial, political, dan ekonomi konteks bangunan yang telah didesain.  kebanyakan kritikus tidak mengetahui rahasia informasi mengenai faktor yang mempengaruhi proses desain kecuali mereka pribadi terlibat. Dalam kasus lain, ketika kritikus memiliki beberapa akses ke informasi, mereka tidak mampu untuk menerbitkannya karena takut tindakan hukum terhadap mereka. Tetapi informasi yang tidak controversial tentang konteks suatu desain suatu bangunan terkadang tersedia.


3.1.2.         Metode Kritik Kontekstual

Berikut ini adalah contoh kritik arsitektur dengan menggunakan Kritik Kontekstual (Contextual Criticism) :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9ceSngBxTedHOGc2Z5cB40AVYqIRGNhRKms-pA8eMErEm8HOT8fnrzzrENw7e1krkJgTMCSbUsqevgzgKsBgkNFUrs68olA48RWrj6EZ0BNmb_OJazF646wKPkouUT3e2dCGo5WxFqVY/s1600/FDS.jpg
Gambar : Beijing Capital International Airport

Beijing Capital International Airport

Lokasi                                          : Chaoyang District, Beijing, China
Fungsi                                           : Bandara internasional
Penetapan                                   : 2003
Mulai pembangunan                 : 2004
Selesai pembangunan               : 2008
Luas                                          : 1.300.000 m2
Klien                                         : Beijing Capital International Airport Company Ltd.
Struktural Engineer                  : Arup
Quantity Surveyor                    : Davis Langdon & Seah
M+E Engineer                          : Arup
Beijing Capital International Airport dirancang untuk membangkitkan semangat, menyambut Olimpiade Beijing dan juga merupakan simbol Cina. Bandara dengan atap aerodinamis dan bentuknya naga seperti merayakan sensasi dan puisi penerbangan dan membangkitkan warna tradisional dan simbol Cina. Teknik daylighting sebagai  konsep sains lingkungan dan sains bangunan menjadi ciri khas sang arsitek pada bangunan Beijing Capital International Airport.
Prefabrikasi elemen struktur dan bangunan modular memberikan fleksibilitas untuk pertumbuhan dan operasi masa depan, serta meminimalkan polusi konstruksi di tempat. Desain pasif optimasi - Skylight di atap memberikan cahaya alami ke lantai atas, dan ini juga berorientasi untuk memaksimalkan keuntungan awal matahari pagi, menyediakan pemanas surya pasif untuk ruang. Kombinasi fitur lingkungan pasif dan aktif mengurangi biaya operasional bangunan. Penggunaan bahan yang tersedia secara lokal dan keterampilan lokal. Energi sistem lingkungan yang efisien. Sensor CO2 sesuai pasokan udara segar akurat ke tingkat hunian. VAV tanaman Penyejuk memungkinkan penggunaan pendingin bebas yang signifikan, serta meminimalkan fan energi. Sistem distribusi langsung dan terorganisir dengan baik membatasi pompa dan energi. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9uzIqOXMFsAEKRLzjVNCSJwsXEXOwHdPjUJFgnkaulubf60viz5FFEVB-vmO5xBnWr_lleYkIZjYnCMb2hZT7fEmh9tJo1JU5JFNpJom0MP-vKT9jM8lzzqtS204O0m1wKZFkHPTNz_M/s1600/dee.jpg
Gambar : Beijing Capital International Airport

4.1.         Kritik Interpretif

Kritik Interpretif (interpretive criticism) yang berarti adalah sebuah kritik yang menfsirkan namun tidak menilai secara judge menta, kritikus pada jenis ini di pandang sebagai pengamatan yang profesional.bentuk kritik cenderung subjektif dan bersifat mempengaruhi pandangan orang lain agar sejalan dengan pandangan kritikus tersebut. Dalam penyajiannya menampilkan sesuatu yang baru atau memandang sesuatu bangunan dari sudut pandang lain.
4.1.1.                  Metode

Objek : Koshino House karya Tadao Ando
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Fungsi lainnyayakni sebagai pelindung dari iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat awal pengembangn kehidupan. Bukan hanya itu, bagi saya rumah adalah tempat pulang terindah. Karena dirumah kita dapat melihat keluarga berkumpul bersama dan menikmati momen yang berharga. Dimana keluarga adalah bagian terpenting kedua setelah Tuhan.

Bicara mengenai rumah, rumah yang baik kiranya memenuhi syarat, dimana kita tahu bangunan yang baik menurut Vitruvius harus memenuhi 3 sistem syarat yakni dari segi kekuatan (firmitas), fungsi (utilitas) dan juga keindahan (venustas). Namun tidak hanya itu, yang terpenting dari rumah adalah dampak terhadap penghuninya. Rumah tersebut memberi pengaruh apa terhadap penghuni di dalamnya.  Sehigga terjadinya komunikasi antara penghuni dan rumah untuk saling terintegrasi.

Bagi saya rumah tidak harus melihat dari faktor keindahannya saja setelah faktor kekuatan dan fungsi sudah terpenuhi, karna nyatanya saat ini faktor ekonomis juga dipikirkan. Banyak rumah yang di desain sedemikian rupa dan bahkan juga menggunakan bahan material yang berkualitas dengan harga yang cukup mahal. Namun itu semua tergantung si empunya rumah, karena keinginan dan kebutuhan setiap orang berbeda. Ada yang menyukai rumah klasik dengan detail-detail ornamennya, ada yang menyukai rumah dengan gaya minimalis yang lebih terlihat clean dan berkesan kekinian atau bahkan ada pula yang menyukai rumah tradisional untuk menghadirkan kesan alam yang kental.
Lebih dari itu, ada sesuatu yang semestinya kita dapat dari suatu rumah, yakni soul (jiwa) yang hadir dari rumah tersebut. Dalam buku Wastu Citra, sesuatu yang benar itu indah. Begitulah ketika saya melihat Khosino House karya arsitek jepang Tadao Ando. Arsitek yang memiliki karakter pada bangunannya yakni dengan bentuknya yang lingkaran dan geometris, penggunaan beton (concrete) polos, pemanfaatan cahaya alami dan udara serta bentuk bangunan yang mengikuti landscape di sekitarnya. Dengan desain dari bentuk yang sederhana, tidak banyak ornamen namun berkarakter kuat, benar dan indah. Dan lebih dari itu saya melihat dan seakan merasakan ada jiwa di dalamnya.

Dalam artikel yang saya baca, Khosino House adalah desain yang memiliki makna yang bisa berubah-ubah sesuai perubahan cahaya dan aliran udara (angin). Yang berarti sang arsitek tidak hanya membangun melainkan juga memikirkan konsep bangunanya secara matang.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpZLL5HL3Qnrj4_Ep9h0joIo2-s__u6Tgbr1B_CJo3MUXccYYBJPyoUuUWwxeLvmxtYxOUVDz5iBKcNPpSJkdozgxfIsH9MPd2oBJHdvMoFaETUx1fnwwtBdxU9yMal0mqIxjSQXMbNAM/s1600/dd.pnghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjho6kArCXlJ7rd0sNs4i0X5u_GLEi2YxlW8Iq91yq4C7OQ3D7mb8zNnlHNKn97yj7PwdU7iVc5cafa37v_VqajmCjOSA63aDAVZBrmzuiEHQJKeLZ7zvyuMeGq5Jsy1Zt-pdHBq_AYNa4/s1600/bb.pnghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRGv7TPDg_SHwD2RuteXBv4MuafWebZv4KGirSyrfg_fjC3QGO6IpKAl8rzJs2a3zsKdUerzG0-jV7A0GbOlWRcqnLhQE-FyS5v_NShXwvGrICTUgOz-6A-rDnYYtaDxA7Mhsx3ucgAfE/s1600/cc.png
Gambar : Koshino House

Itu yang kita bisa dapatkan dari suatu rumah. Karena rumah memberikan pengaruh terhadap penghuninya.Dengan desain yang benar tentulah memunculkan sesuatu keindahan.
DAFTAR PUSTAKA

Beijing Capital International Airport. http://www.fosterandpartners.com/projects/beijing-airport/. 2 juni 2013].


www.wikipedia.com

www.google.com

http://oktavindah.blogspot.co.id/2014/01/tugas-kritik-arsitektur_29.html

http://rizkyan-maulanang.blogspot.co.id/2011/11/kritik-normatif-kritik-arsitektur.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar