TUGAS
INDIVIDU
KONSERVASI
ARSITEKTUR
(LAWANG
SEWU)
Disusun
Oleh :
Nama : Siswanto
Npm : 28313514
Kelas : 4TB04
Dosen : Dr. Ir. Pancawati Dewi,
MT
JURUSAN
TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS
TEKNIK SIPIL DAN PERANCANAAN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2017
HASIL : SURVEI
(LAWANG SEWU)
1.
IDENTITAS
1.1 Nama : Lawang Sewu
1.2 Nama
Dahulu : kantor Nederlands-Indische
Spoorweg Maatschappij atau NIS
1.3 Alamat : Komplek Tugu Muda, Jl.
Pemuda, Sekayu, Semarang Tengah, Sekayu, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa
Tengah 50132
·
Kelurahan :
Kawasan Tugu Muda
·
Kecamatan :
Semarang Tengah
·
Kota :
Semarang
·
Provinsi :
Jawa Tengah
1.4 Koordinat/UTM : 6°59′2,13″LU 110°24′38,28″BT
1.5 Batas-Batas
·
Utara :
Gedung BANK Danamon Semarang
·
Timur :
Mall Semarang
·
Selatan :
CB Bumi Putra, Pos Polisi Tugu Muda
·
Barat :
Tugu Muda
1.6 Status
Kepemilikan : Pemerintah
1.7 Pengelola : PT Kereta Api
Indonesia
1.8 Fungsi
Sekarang : Museum
2.
DESKRIPSI
2.1 Uraian
Fisik Objek
1. Art Deco
2.
3.
4. Lawang Sewu merupakan sebuah
gedung di Semarang, Jawa Tengah yang merupakan kantor dari Nederlands-Indische
Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun
1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein.
Masyarakat setempat menyebutnya
Lawang Sewu (Seribu Pintu) dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang
sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini
memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering
menganggapnya sebagai pintu (lawang).
Bangunan kuno dan megah berlantai dua
ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik
Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah
dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam
IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Perhubungan Jawa Tengah.
Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu
ketika berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19
Oktober 1945). Gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara
pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai,
Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan Surat Keputusan Wali Kota
Nomor. 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan
kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.
Saat ini bangunan tua tersebut telah
mengalami tahap konservasi dan revitalisasi yang dilakukan oleh Unit
Pelestarian benda dan bangunan bersejarah PT Kereta Api Persero. Lawang Sewu
adalah salah satu bangunan bersejarah yang dibangun oleh pemerintahan kolonial
Belanda, pada 27 Februari 1904. Awalnya bangunan tersebut didirikan untuk
digunakan sebagai Het Hoofdkantoor van de Nederlansch Indische Spoorweg
Maatscappij (NIS) atau Kantor Pusat Perusahan Kereta Api Swasta NIS. Sebelumnya
kegiatan administrasi perkantoran NIS dilakukan di Stasiun Samarang NIS. Namun
pertumbuhan jaringan perkeretaapian yang cukup pesat, dengan sendirinya
membutuhkan penambahan jumlah personel teknis dan bagian administrasi yang
tidak sedikit seiring dengan meningkatnya aktivitas perkantoran. Salah satu
akibatnya kantor pengelola di Stasiun Samarang NIS menjadi tidak lagi memadai.
NIS pun menyewa beberapa bangunan milik perseorangan sebagai jalan keluar
sementara. Namun hal tersebut dirasa tidak efisien. Belum lagi dengan
keberadaan lokasi Stasiun Samarang NIS yang terletak di kawasan rawa-rawa
hingga urusan sanitasi dan kesehatan pun menjadi pertimbangan penting. Kemudian
diputuskan untuk membangun kantor administrasi di lokasi baru. Pilihan jatuh ke
lahan yang pada masa itu berada di pinggir kota berdekatan dengan kediaman
Residen. Letaknya di ujung Bodjongweg Semarang (sekarang Jalan Pemuda), di
sudut pertemuan Bodjongweg dan Samarang naar Kendalweg (jalan raya menuju
Kendal). NIS mempercayakan rancangan gedung kantor pusat NIS di Semarang kepada
Prof. Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan B.J. Ouendag, arsitek yang berdomisili
di Amsterdam. Seluruh proses perancangan dilakukan di Negeri Belanda, baru
kemudian gambar-gambar dibawa ke kota Semarang. Melihat dari cetak biru Lawang
Sewu tertulis bahwa site plan dan denah bangunan ini telah digambar di
Amsterdam pada tahun 1903. Begitu pula kelengkapan gambar kerjanya dibuat dan
ditandatangi di Amsterdam tahun 1903.
2.2 Kondisi Saat ini
Gedung Lawang Sewu bagi masyakarat
dan petunjuk pengelolaan gedung Lawang Sewu bagi pengelola bangunan. Menyadari
bahwa warisan ini pada dasarnya tak terbarukan (non renewable) dan perlahan
tapi pasti akan punah, upaya pelestarian menjadikan para pemerhati yang peduli
akan nilai dan manfaat warisan budaya berupaya dan berpikir positif bahwa
masyarakat membutuhkan pembelajaran dan pembuktian. PT Kereta Api (persero)
dalam konteks sisem kebudayaan juga semakin dituntut untuk menjadi pelopor di
bidang heritage management, salah satunya adalah melestarikan warisan budaya
dilingkungannya sendiri sebagai bentuk upaya memperkokoh jati diri perusahaan
sekaligus sebagai bentuk Corporate Social Responsibility kepada masyarakat.
2.3
Elemen estetika dan bahan bangunan
Kantor
NIS dihiasi berbagai ornament karya seniman dan pengrajin terkenal dari Belanda
di masa itu. Di ruang penerima terdapat kaca patri buatan JL Schouten dari
studio t’ Prinsenhof di kota Delft. Kaca patri ini sampai sekarang menjadi salah
satu daya tarik utama gedung ini. Bidang lengkung di atas balkon dihiasi
ornament tembikar karya HA Koopman dan dibuat di pembakaran tembikar Joost
Thooft dan Labouchere. Kubah kecil di puncak kedua buah menara air dilapisi
tembaga sedangkan puncak menara dihiasi hiasan perunggu karya L Zijl.
Kecuali
batu bada dan kayu, semua bahan bangunan yang dipakai untuk gedung ini (di luar
pondasi) diimport dari Eropa. Termasuk batu granit yang didatangkan dari
tambang batu granit di pegunungan Fichtel, Bavaria, Jerman. Batu granis
sebanyak sekitar 350 m3 ini telah dipotong dengan teliti di lokasi penambangan
sesuai ukuran dalam gambar, sehingga ketika tiba di Semarang selanjutnya
dipasang tanpa perlu ada penyesuaian. Karena sarana transportasi pada masa itu
belum secanggih sekarang, sering terjadi kelambatan pengiriman yang pada
gilirannya mengganggu jadwal penyelesaian bangunan. Belum lagi kesulitan ketika
membongkar di pelabuhan dan membawanya ke lokasi proyek. Terdapat oranamen
relief di atas pintu utama. Relief ini menggambarkan rida kereta api bersaya
yang sampai masa Djawatan Kereta Api (DKA) merupakan lambang perusahaan kereta
api tersebut. Di atas rida bersayap terdapat relief makare seperti yang ada di
candi-candi di pulau Jawa. Tidak diketahui siapa seniman pembuatnya.
2.4 Sumber
http://indonesianheritagerailway.com/index.php?option=com_content&view=article&id=144%3Arevitalisasi-lawang-sewu&catid=53&Itemid=143&lang=id
http://indonesianheritagerailway.com/index.php?option=com_content&view=article&id=273&Itemid=249&lang=id
http://id.wikipedia.org/wiki/Lawang_Sewu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar