Jumat, 15 November 2013

BAB 4 PEMUDA DAN SOSIALISASI



BAB 4
PEMUDA DAN SOSIALISASI

1.     INTERNALISASI BELAJAR DAN SPESIALISASI
Sebelum membicarakan internalisasi belajar dan spesialisusi.
Mari kita kutip artikel yang dimuat pada harian kompas, tanggal 11 februari 1985 sebagai berikut :

Seminar Tentang R'emaja
ANOMI DI KALANGAN REMAJA AKIBAT KEKABURAN NORMA,
Jakarta Kompas.

Masa remaja adalah masa tranbisi dan secara psikologls sangat
problematis. masas ini memungkinkan mereka bcrada dalam anomi (keadaan
tanpa norma atau hukum, Red) akibat kontradiksi norma maupun orient-asi
mendua.
Anomi, menurut Enoch Markum. muncul akibat keanekaragaman dan
kekaburan norma. Misalnya norma A yang ditanamkan dalam keluarga, sangat
bertentangan dengan norma B yang ia saksikan di luar lingkungan keluarga.
Masyarakat juga berada dalam keadaan transisi, sehingga tidak mampu memberikan apa yang diinginkan remaja.

OREANTASI  MENDUA
          menurut Dr. Male` adalah orientasiyang bertumpu pada harapan orang tua, masyarakat dan bangsa yang sering bertentangan dengan keterikatan serta loyalitas terhadap peer (teman sebaya), apakah itu di lingkungan belajar (sekolah) atau di luar sekolah.
Sementara itu Zulkarimen Nasution mengutip pendapat ahli komunikasi J. Kapper dalam bukunya The Effect of Mass Communication mengatakan kondisi bimbang yang dialami para remaja menyababkan merc-:ka melahap semua isi informasi tanpa seleksi.


Dengan demikian, mereka adalah kelompok potensial yang mudah dipengaruhì mediamassa, apapun bentuknya.Seminar juga menampilkan Dra. Purnianti Mangunsong, Arif Gosita SH dan Suwarniayati Sartomo, Staf Pengajar Jurusan Kriminologì, Dra. Louise E. Coldcnhoff, Kakanwil Depdukbud DKI Jakarta serta Suwantji Sisworahardjo SH, MDS. Staf Pengajar Jurusan Kesejahteraan Sosial FISIP-UI.
Keadaan bimbang akibat orientasi mendua, menurut Dr. malo juga menyebabkan remaja nekad melakukan tìndak bunuh diri. Dengan mengutip hasil penelitìan Dr. Prayitno mengenai Percobaan Bunuh Diri di Jakarta dalam hubungannya dengan diagnosis psikiatris dan faktor Sosial kultural terhadap 1337 kasus percobaan bunuh diri di 13 RSU Jakarta 1982/1983, diketahui bahwa 5,6 persen remaja mencoba bunuh diri dalam kurun waktu tersebut. Dan bila dijumlahkan dengan kategori 16-2() tahun jumlahnya menjadi 40 persen. “Hal ini amara lain akibat dari pertentangan nilai antara peer group dengan pola asuh dan metode pendidikan”, tambah Dr. malo.Untuk mengatasi hal ini. Dr. Malo mengemukakan beberapa alternatif. Jalan ke luar yang diambil harus memperhitungkan peranan peer group. Pro-gram pendìdikan yang melawan arus nilai peer, besar kemungkinannya tidak berhasil. Penggunaan waktu luang remaja juga diperhatikan, untuk menanggulangi masalah tersebut.

Sementara Enoch Markum berpendapat, agar orang dewasa tidak selalu menganggap setiap youth culture adalah counter culture. Remaja harus diberi kesempatan berkembang dan berargumentasi. “Tidak semua yang termasuk dalam youth culture jelek”, tambahnya. Enoch Markum juga melihat perbedaan yang berarti, antara remaja duludan sekarang. Ini disebabkan munculnya fungsi-fungsi baru dalam masyarakat yang dulu tidak ada. “Banyaknya pilihan juga menyebabkan kian kompleksnya masalah” sambungnya lagi.
PERAN MEDIA MASSA
            Menurut Zulkarimen Nasution, dewasa ini tersedia banyak pilihan isi informasi.
Dengan demikian, kesan semakin permisifnya masyarakat juga tercermin pada isi media yang heredar. Sementara masa remaja yang merupakan periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. ditandai beberupa ciri. Pertama, keinginan memenuhi dan menyatakan identitas diri. Kedua. kemampuan melepas diri dari ketergantungan orang tua. Ketiga„ kebutuhan memperoleh akseptabilitas di tengah sesama remaja.



Dari artikel di atas dapat disimpulkan bahwa masalah kepemudaan dapat ditinjau dari 2 asumsi yaitu :
l) Penghayatan mengenai proses perkembangan bukan sebagai suatu kontinum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah, dan setiap fragmen mempunyai artinya sendiri-sendiri. Pemuda dibedakan dari anak dan orang tua dan masing-masing fragmen itu mewakili nilai sendiri. Oleh sebab itu, arti setiap masa perkembangan hanya dapat dimengerti dan dinilai dari masa itu sendiri. Masa kanak-kanak hanya dapat diresapi karena keanakannya masa pemuda karena sifat-sifatnya yang khas pemuda, dan masa orang tua yang diidentikkan dengan stabilitas hidup dan kemapanan.

2.     PEMUDA DAN IDENTITAS
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-
macam harapan, terutama darì generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti
karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan
melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang harus mengisi
dan melangsungkan estafet pembangunan secara terus menerus.
Lebih menarik lagi pada generasi ini mempunyai permasalahan-
permasalahan yang sangat bervariasi, di mana jika permasalahan ini tidak
dapat diatasi secara proporsional maka pemuda akan kehilangan fungsinya
sebagai penerus pembangunan.
Proses sosialisasi generasi muda adalah suatu proses yang sangat
menentukan kemampuan diri pemuda untuk menselaraskan diri di tengah-
tengah kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu pada tahapan pengembangan
dan pembinaannya, melalui proses kematangan dirinya dan belajar pada
berbagai media sosialisasi yang ada di masyarakat, seorang pemuda harus
mampu menseleksi berbagai kemungkinan yang ada sehingga mampu
mengendalikan diri dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat, dan tetap
mempunyai motìvasi Sosial yang tinggi.

a.     Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda

Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasì Muda ditetapkan
oleh Menteri Pendidìkan dan Kebudayaan dalam keputusan Menteri Pendidikandan Kebudayaan Nomor: 0323/U/l978 tanggal 28 Oktober 1978. Maksud dari
Pola Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda adalah agar semua pihak
yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar
menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat terarah,
menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan. yang dimaksud.

Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda disusun
berlandaskan :

l) Landasan idiil
2) Landasan konstitusional
3) Landasan strategis
4) Landasan histori
 5) Landasan normatif.

Dalam hal ini Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda menyangkut

dua pengertian pokok, yaitu :

a.       Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah
mereka yang telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan
untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama
potensi lainnya, guna men yelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara serta
pembangunan nasional.

b.      Generasi muda sebagai obyek pembìnaan dan pengembangan ialah mereka
yang masih memerlukan pembìnaan dan pengembangan ke arah
pertumbuhan potensi dan kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang
Optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara
fungsional.

Permasalahan Generasì Muda.

1)

Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada Saat ini antara

lain :

a)Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme di
kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
b)Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa
depannya.

c)Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas
pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya
jumlah putus sekolah yang dìakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan
hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh
bangsa.
d)Kurangnya lapangan kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat
pengangguran/setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan
mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat
kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat
menimbulkan berbagai problem Sosial lainnya.
e) Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangun kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal
tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian
tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangun masyarukat yang
berpenghasilan rendah.
f) Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, lerutama di kalungan masyarakat daerah pede saan.
g) Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinun dan kehidupan keluarga.
h) Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
i) Belum adanya peraturan perundangan yang mcnyangkut generasi muda.

2) Potensi-potensi Generasi Muda/Pemuda
      Potensi-potensi yang terdapat pada genel'asi muda perlu dikcmbangkun
adalah :

a) Idealisme dan daya kritis.

Secara sosiologis generasì muda belum mapan dalam latanun yang ada,
maka ia dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanun dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu untuk senantiasa
dilengkapi dengan landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.








b) Dinamika dan kreatifitas.

Adanya idealisme pada generasi muda, maka generasi muda memiliki potensi kedinamisan dan kreatifitas yakni kemampuan dan kesediaan untuk mengadakan pefubahan, pembaharuan dan penyempurnaan kekurangan-
kekurangan yang ada atau pun mengemukakan gagasan-gagusan/ulternatif
yang baru sama sekali.

c) keberanian mengambi resiko
      perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset. Generasi muda dapat dilibatkanpada usaha usaha yang mengandung resiko.

d) optimis dan kegairahan semangat
      optimism dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda akan merupakan daya dorong unttuk mencoba maju lagi.

e) sikap kemandirian dan disiplin murni
f) terdidik
g) keaneragaman dalam persatuan dan kesatuan
h) patriotism dan nasionalisme
i) sikap kesatria
j) kemampuan pengasaan ilmu dan teknologi

sosialisasi adalah proses yang membantu indifidu melalui belajarnya dan penyesuaian diri.
Tujuan pokok sosialisasi adalah :
a)      Individu harus diberi ilmu pengetahuan uantuk masa depan nya
b)      Indifidu harus bisa berkomunikasi secara efektif
c)      Pengendalian fungsi-fungsi organic yang di pelajari melalui latihan latihan
d)     Bertingkah lau selaras denggan moral atau tata nilai dan kepercayaan








3.     PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
A.   Mengembangkan potensi generasi muda
Kaum muda memang betul betul suatu sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa, oleh karena itu pembinaan generasi muda sangat diperlukan agar menjadi generasi yang berkualitas untuk memajukan Negara dan bangsa.

B.     PENDIDIKAN DAN PERGURUAN TINGGI
Arti penting dari pendidikan sebagai upaya untuk terciptanya kualitas sumber daya manusia sebagai persyaratan utama dalam pembangunan.

Generasi muda dituntut untuk mengenya pendidikan sampai slta sederajat agar menjadi generasi muda yang mengetahui dalam pembangunan untuk memajukan Negara agar tidak kalah saing denngan Negara lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar